Resume 1 Psikologi Pendidikan : Pedagogi dan Andragogi
PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI
1. Pedagogi.
Pedagogi
merupakan ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru atau ilmu untuk mengajar
anak-anak. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya
pembelajaran.
2. Andragogi.
Andragogi berasal dari bahasa Yunani yaitu Andra yang
berarti orang dewasa, dan Agogos yang berarti memimpin. Jadi, Andragogi
merujuk pada ilmu atau seni mendidik orang dewasa.
- Meminjam istilah Rogers dalam Knowles (1970), kegiatan pembelajaran andragogi pada pendidikan luar sekolah bertujuan mengantarkan individu untuk menjadi pribadi atau menemukan jati dirinya. Belajar merupakan process of becoming a person. Bukan proses pembentukan atau process of being shaped, yaitu proses pengendalian dan manipulasi untuk sesuai dengan orang lain. Menurut Maslow (1966), belajar merupakan proses untuk mencapai aktualisasi diri (self-actualization).
- Andragogi merupakan pembelajaran yang berfokus pada peserta, yang apabila dibandingkan dengan pedagogi yang berfokus pada guru. Lebih lanjut lagi, berdasarkan sumber tersebut, perbedaan mendasar antara andragogi apabila dikaitkan dengan pedagogi adalah berdasarkan asumsi bahwa peserta didik yang lebih tua dan/atau matang sebagai klien menekankan pada pengetahuan dan keterampilan yang relevan, dimana peran pengajar lebih kepada mendukung pembelajaran daripada mengajar atau dengan kata lain, pedagogi dapat dianggap sebagai pembelajaran di kampus.
- Andragogi dapat diartikan sebagai pembelajaran terbuka di luar kampus. Dari pernyataan mengenai peserta didik yang lebih tua dan/atau matang dalam andragogi, tentunya akan memunculkan pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan peserta didik yang lebih tua dan/atau matang tersebut. Lindeman dalam Peterson & Ray (2013) kemudian mendefinisikan ciri-ciri pembelajar dewasa, yaitu mengikuti kegiatan belajar secara sukarela, menghargai manfaat intrinsik pembelajaran, dan belajar berdasarkan kebutuhan dan permasalahan mereka dibandingkan dengan berfokus pada subjek tertentu, dan sebagai tambahan, Lindeman menyatakan bahwa pembelajar dewasa berkembang dengan pembelajaran kolaboratif dan pengalaman hidup mereka berkontribusi pada proses pembelajaran.
·
Perbedaan mendasar antara pedagogi dan
andragogi adalah dalam konteks pedagogi suatu pendidikan atau belajar adalah
mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, sedangkan dalam andragogi lebih
menekankan kepada menumbuhkan dorongan dan minat untuk belajar secara mandiri.
No
|
Andragogi
|
Pedagogi
|
1
|
Pembelajar disebut “peserta didik”/ “warga didik”
|
Pembelajar disebut “siswa”/ “naka didik”
|
2
|
Gaya belajar independen
|
Gaya belajar dependen
|
3
|
Tujuan fleksibel
|
Tujuan ditentukan sebelumnya
|
4
|
Menggunakan metode pelatihan aktif
|
Metode pelatihan pasif, seperti metode ceramah.
|
5
|
Pembelajaran mempengaruhi waktu dan kecepatan
|
Guru mengontrol waktu dan kecepatan
|
6
|
Belajar berpusat pada masalah kehidupan nyata
|
Belajar berpusat padaisu atau pengetahuan teoritis
|
7
|
Peserta dianggap sebagai sumberdaya utama untuk
ide-ide dan contoh
|
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide
dan contoh
|
8
|
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki
pengalaman untuk berkontribusi
|
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman
dan/atau kurang informasi
|
9
|
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat
penting
|
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
|
Perbandingan berdasarkan Asumsi pada Pedagogi dan
Andragogi
Pedagogi :
1. Aspek konsep
peserta didik : Peran pembelajar, secara definisi sebagai seseorang yang
memiliki ketergantungan. Guru dituntut oleh masyarakat untuk bertanggung jawab
secara penuh untuk menentukan apa yang dipelajari, kapan materi tersebut
dipelajari, bagaimana materi tersebut dipelajari, dan apakah materi itu telah
selesai dipelajari.
2. Aspek peran
pengalaman peserta didik: Pengalaman peserta didik yang dibawa pada situasi
pembelajaran bernilai sedikit. Pengalaman tersebut dapat digunakan sebagai
titik awal, tetapi pengalaman yang didapat peserta hampir semuanya berasal dari
guru, buku, media pembelajaran, dan ahli-ahli yang lain. Dengan demikian,
teknik utama dalam pendidikan adalah menggunakan teknik pengiriman, tugas
membaca, dan presentasi menggunakan audio visual.
3. Aspek kesiapan
untuk belajar : Orang siap untuk belajar ketika masyarakat (terutama sekolah)
berkata mereka harus belajar, dengan memberikan tekanan yang besar kepada
mereka (seperti ketakutan dan kegagalan). Kebanyakan orang pada usia yang sama
siap untuk mempelajari sesuatu yang sama. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran harus diorganisir menjadi kurikulum standar, dengan setiap langkah
yang seragam untuk semua peserta didik.
4. Aspek
orientasi untuk belajar : Peserta didik melihat pendidikan sebagai suatu proses
mendapatkan isi mata pelajaran, dan hampir semua yang mereka pahami hanya akan
berguna pada kehidupan masa depannya. Dengan demikian, kurikulum harus disusun
menjadi unit-unit mata pelajaran yang mengikuti kelogisan materi (mis: dari
sejarah kuno ke modern, sederhana menjadi kompleks). Peserta didik menjadi
pusat perhatian dalam orientasi untuk belajar.
5. Aspek
perspektif waktu : Aplikasi ditunda.
6. Aspek klim
belajar: Berorientasi otoritas, resmi, dan kompetitif.
7. Aspek
perencanaan : Oleh guru.
8. Aspek
perumusan tujuan : Oleh guru.
9. Aspek desain :
Logika materi, pelajaran, unit konten.
10. Aspek kegiatan : Teknik pelayanan.
11. Aspek evaluasi : Oleh guru.
Andragogi :
1. Aspek konsep
peserta didik : Merupakan suatu aspek yang normal dalam proses pendewasaan
seseorang untuk beralih dari ketergantungan terhadap diri yang diarahkan,tetapi
pada tingkat yang berbeda untuk orang-orang yang bebeda dalam dimensi kehidupan
yang berbeda. Guru mempunyai tanggung jawab untuk mendorong dan gerakan ini.
Orang dewasa memiliki kebutuhan psikologis untuk mendiri, walaupun mereka masih
memiliki ketergantungan dalam situasi khusus yang temporer.
2. Aspek peran
pengalaman peserta didik : Karena manusia tumbuh dan mengembangkan, mereka
mengakumulasikan pengalaman yang menjadi sumber daya yang kaya untuk belajar,
baik untuk diri mereka sendiri dan untuk orang lain. Selanjutnya, orang dewasa
akan memberikan arti lebih pada pada pembelajaran yang didapat dari pengalaman
daripada pembelajaran yang didapat secara pasif. Dengan demikian, teknik utama
dalam pembelajaran adalah dengan teknik eksperensial seperti eksperimen di
laboratorium, diskusi, pemecahan masalah kasuskasus, latihan simulasi,
pengalaman lapangan, dan sejenisnya.
3. Aspek kesiapan
untuk belajar : Orang siap untuk belajar sesuatu ketika mereka mengalami
kebutuhan untuk belajar sesuatu tersebut untuk mengatasi tugastugas atau
permasalahan di dunia nyata dengan baik. Pendidik mempunyai tanggung jawabuntuk
menciptakan kondisi dan menyediakan alat dan berbagai prosedur untuk membantu
peserta didik untuk dapat menemukan “apa yang mereka butuhkan untuk tahu”, dan
program pembelajaran harus disusun pada wilayah kategori dan sekuen aplikasi kehidupan berdasarhkan
kesiapan peserta didik untuk belajar.
4. Aspek
orientasi untuk belajar : Peserta didik memandang pendidikan sebagai suatu
proses pengembangan peningkatan kompetensi untuk mencapai potensi penuh mereka
dalam kehidupan. Mereka memiliki keinginan untuk dapat mengaplikasikan apapun
pengetahuan atau keterampilan yang mereka dapatkan sekarang untuk dapat hidup
lebih baik keeseokan harinya. Dengan demikian, pengalaman belajar harus disusun
pada sekitar wilayah kategori pengembangan kompetensi. Peserta didik merupakan
pusat performa dalam orientasi untuk belajar.
5. Aspek
perspektif waktu : Kecepatan aplikasi
6. Aspek iklim
belajar : Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan
informal.
7. Aspek
perencanaan : Reksa (mutual) diagnosis diri.
8. Aspek
perumusan tujuan : Reksa negosiasi.
9. Aspek desain :
Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah.
10. Aspek kegiatan : Teknik pengalaman
(penyelidikan).
11. Aspek evaluasi : Reksa diagnosis
kebutuhan dan reksa program pengukuran.
0 komentar: