Teori Belajar : Classical Conditioning, Operant Conditioning , Kognitif Learning
Dalam
Kehidupan Sehari-hari
Dalam pemikiran kita, pembelajaran hanyalah dilakukan di dalam sekolah. Padahal, arti pembelajaran itu sendiri tidak sesempit itu, pembelajaran dapat dilakukan dimanapun, siapapun dan kapanpun. Mari telusuri jenis-jenis metode pembelajaran.
1. Defenisi Pembelajaran Klasik (Classical
Conditioning)
· Sebuah
bentuk pembelajaran asosiatif dimana stimulus netral menjadi diasosiasikan
dengan stimulus yang bermakna dan menimbulkan kemampuan untuk mengeluarkan
respon yang serupa.
· Perubahan
perilaku yang terjadi akibat stimulus netral diasosiasikan dengan stimulus
ilmiah.
2. Defenisi Pembelajaran Operan (Operant Conditioning)
· Sebuah
bentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan
perubahan dalam probabilitas perilaku itu akan terulang lagi.
·
Pembelajaran
dimana konsekuensi dari perilaku mengarahkan pada probabilitas perilaku.
3. Defenisi pembelajaran Kognitif
(Cognitive Learning)
Teori pembelajaran kognitif, merupakan salah satu teori
belajar yang menyatakan bahwa “belajar merupakan suatu peristiwa mental yang
berhubungan dengan berfikir, perhatian, persepsi, pemecahan masalah dan kesadaran”
CONTOH
KASUS CLASSICAL CONDITIONING :
1. Iklan pil kesehatan dan kecantikan Mastin yang memiliki lagu yang terkesan unik sehingga
tak jarang banyak orang yang menghapal lagu tersebut. Hal ini menjadi stimulus
bagi para konsumen dan memengaruhi perilaku konsumen.
2. Filipus
mempunyai tetangga yang tinggal berdempetan dengan rumahnya. Filipus dan tetangganya
sama-sama mempunyai mobil dan motor. Tapi Filipus dapat membedakan suara mana
yang merupakan kendaraan milik keluarganya, mana yang merupakan suara kendaraan
tetangganya.
3. Suara
adzan yang mengisyaratkan ke-5 waktu
shalat
wajib bagi para umat muslim
4. Bunyi
Bel di sekolah sebagai penanda waktu masuk sekolah, pergantian jam belajar,
penanda waktu istirahat dan sebagai penanda waktu pulang
5. Pertunjukan
atraksi Lumba-Lumba dimana selain dilatih, Lumba–Lumba tersebut diberikan
stimulus berupa makanan untuk melakukan atraksi
CONTOH
KASUS OPERANT CONDITIONING :
1. Arya
sangat susah jika sudah waktunya makan siang. Dia tidak mau makan sampai harus berkejar-kejaran
dengan sang ibu. Maka, sang ibu berjanji jika Arya dapat menghabiskan makan siangnya,
ibu akan mengajaknya keliling naik kereta di mall pada malam harinya. (Positive
Reinforcement)
2. Saat
Rosi duduk di kelas 6 SD, dia mendapat ranking 5. Melihat prestasinya, ayah
mengatakan jika Rosi dapat menaikkan rankingnya sampai ranking 3 maka dia akan diberi
sepatu sekolah yang baru. (Positive Reinforcement)
3. Pak
Sudin adalah guru yang disiplin dalam hal mendidik murid-muridnya, sehingga jika
ada murid yang tidak membawa buku maka beliau akan segera memberikan hukuman pada
murid tersebut. Tono lupa membawa buku saat pelajaran Pak Sudin sehingga dia diberi
hukuman. Minggu depannya saat pelajaran Pak Sudin, Tono tidak lupa lagi untuk membawa
buku. (Punishment)
4.
Seluruh murid kelas 2 SMP diberikan tugas untuk memberikan laporan hasil
pengamatan kecambah dari biji kacang hijau. Farah sudah menyelesaikan tugas dan
mengumpulkannya dengan tepat waktu sehingga guru tidak lagi menegur Farah,
sehingga dia makin sering mengerjakan tugas serta mengumpul tepat waktu.
(Negative Reinforcement)
5.
Pada iklan
Top Kopi dimana IwanFals (Primary
Stimulus) yang merupakan sebuah penyanyi sekaligus public figure menyemboyankan “Jangan mengaku orang
Indonesia kalau belum coba Top Kopi” (Secondary
Stimulus). Hal ini akan membuat para konsumen akan mencoba produk Top
Kopi, utamanya para pecinta IwanFals.
CONTOH KASUS COGNITIVE LEARNING :
1. Pada
saat kita terbangun pagi karena bunyi beker, kita memutuskan tindakan apa yang
kita lakukan, yaitu mematikan jam beker dan melanjutkan tidur lagi. Atau mematikan
jam beker lalu beranjak dari tempat tidur dan mulai beraktifitas.
2. Seorang
penjelajah alam sedang berdiri menatap dua sisi jalan di hadapannya. Ia harus memutuskan
jalan mana yang akan ia lalui agar cepat sampai kesungai karena ia sudah kehausan.
Jalan yang pertama adalah jalan yang biasa dilalui penjelajah lain, tetapi jalan
itu mengambil rute memutar dan lebih jauh dari jalan kedua. Jalan kedua, adalah
jalan yang sama sekali belum dilewati oleh seorang pun. Tetapi jalan itu masih dipenuhi
dengan semak belukar, suara air sungau yang bergemericik terdengar dari sisi jalan
kedua ini. Si penjelajah pun memutuskan untuk memilih jalan yang kedua dengan pertimbangan,
ia sudah sangat haus dan merasa lemas untuk menempuh perjalanan jauh lagi, ia juga
mempunyai kapak di tangan yang bisa ia gunakan untuk membabat semak belukar tersebut.
Ia pun memilih jalan kedua.
3. Seorang
anak belajar menghitung menggunakan sempoa. Ia menganalogikan angka 1, 2, 3,
dan seterusnya dengan jumlah bulatan atau batang pada sempoa. Sehingga anak itu
bisa mengoperasikan penjumlahan dan pengurangan dengan benar memakai alat bantu
hitung sempoa. Ini termasuk dalam tahap simbolik teori belajar milik Burner.
4. Saat
kita mengalami masalah dalam mencuci baju yang sudah kita rendam sebelumnya dikarenakan
ada pemadaman listrik, jadi kita tidak bisa
menggunakan mesin cuci untuk mencuci baju kita. Maka kita akan memikirkan cara
lain untuk mencuci baju tersebut yaitu dengan cara tradisional menggunakan sikat
baju. Cara ini lebih dipilih dari pada menunggu listrik sampai hidup
5. Sorang
tuna netra yang dapat mengenal huruf tanpa melihat, dengan belajar huruf
braille. Hanya dengan menggunakan indera peraba (jari-jari tangan) untuk meraba
titik-titik timbul yang telah tersusun secara sistematis untuk mewakili huruf-huruf
yang sebenarnya.
Kesimpulan:
§ Pembelajaran Operan
(operant conditioning) adalah proses belajar yang mana perilaku atau respon
yang mendapat penguatan berupa sesuatu yang disukai oleh individu akan cenderung
diulang-ulang..
§ Teori
belajar kognitif dalam proses pembelajaran, yaitu perubahan persepsi dan pemahaman
yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku, menekankan pada gagasan bahwa
pada bagian-bagian suatu situasi berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut.
Pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang
bersinambungan dengan lingkungan.
§ Penerapan classical
conditioning merupakan metode perlakuan dalam merubah perilaku yang
bersifat mal-adaptif dan merubahnya menjadi perilaku yang
adaptif.
0 komentar: