Pembelajaran

07.48 0 Comments

LEARNING
Adalah perubahan perilaku yang relatif permanen dan dibentuk lewat pengalaman. Contohnya : menjinjit dan belajar makan dengan tangan.

1.      Pembelajaran Klasik (Classical Conditioning)


·         Disebut juga dengan pembelajaran asosiasi (hasil perpaduan 1 stimulus dengan stimulus lain)
·         Dikemukakan oleh Ivan Pavlov yaitu aliran behaviouristik
·         Ada 2 hal penting yang berkaitan dengan pembentukan asosiasi :
a.       Frekuensi yaitu seberapa sering UCS dan CS dipasangkan
b.      Timing yaitu bagaimana jarak waktu pemberian UCS dan CS


·         Pavlov menggunakan seekor anjing sebagai binatang percobaan. Anjing itu diikat dan dioperasi pada bagian rahangnya sedemikian rupa, sehingga tiap-tiap air liur yang keluar dapat ditampung dan diukur jumlahnya. Pavlov kemudian menekan sebuah tombol dan keluarlah semangkuk makanan di hadapan anjing percobaan. Sebagai reaksi atas munculnya makanan, anjing itu mengeluarkan air liur yang dapat terlihat jelas pada alat pengukur.

·         Pavlov mengamati jika daging diletakkan dekat mulut anjing, maka anjing akan mengeluarkan air liur(saliva). Hal ini terjadi karena daging adalah stimulus tak terkondisi/ UCS. Dan karena saliva terjadi secara otomatis pada saat daging didekatkan pada anjing tanpa latihan atau pengkondisian, maka keluarnya saliva pada anjing disebut dengan respons yang tidak terkondisikan (UCR).


·         Bila daging menyebabkan keluarnya saliva, maka bunyi bel tidak dapat menyebabkan anjing mengeluarkan saliva. Karena tidak menyebabkan keluarnya saliva pada anjing maka bunyi bel ini disebut stimulis neutral (netral stimulus). Dan menurut eksperimen yang dilakukan Pavlov, bunyi bel yang mulanya tidak menyebabkan keluarnya saliva pada anjing, maka dalam percobaan selanjutnya Pavlov membunyikan bel setiap kali ia hendak mengeluarkan makanan. Dengan demikian anjing akan mendengar bel dahulu sebelum ia melihat makanan muncul di depannya. Percobaan ini dilakukan berkali-kali dan selama itu keluarnya air liur diamati terus. Mula-mula air liur hanya keluar setelah anjing melihat makanan (UCR), tetapi lama-kelamaan air liur sudah keluar pada waktu anjing baru mendengar bel. Keluarnya air liur setelah anjing mendengar bel disebut sebagai refleks berkondisi (CR) karena refleks itu merupakan hasil latihan yang terus-menerus.

·         Istilah-istilah :
a.       UCS/ Unconditional Stimulus : daging
b.      UCR/ Unconditional Respon : saliva
c.       CS/ Conditional Stimulus : suara bel
d.      CR/ Conditional Respon : saliva

·         Stimulus Netral adalah stimulus yang tidak menghasilkan efek/respon
·         Extinction adalah pelemahan CR karena tidak adanya UCS sehingga perilaku lama-kelamaan menghilang.
·         Generalisasi adalah tendensi dari stimuli baru yang sama dengan CS yang asli dengan respon yang sama.
·         Diskriminasi adalah organisme merespon stimuli tertentu dan tidak merespon stimuli lainnya (dapat membedakan)
·         Habituasi adalah penurunan respon terhadap stimuli yang terjadi akibat penampilan stimuli yang sama secara berulang-ulang.
CONTOH KASUS :
1.      Iklan pil kesehatan dan kecantikan Mastin yang memiliki lagu yang terkesan unik sehingga tak jarang banyak orang yang menghapal lagu tersebut. Hal ini menjadi stimulus bagi para konsumen dan memengaruhi perilaku konsumen.
2.      Pertunjukan atraksi lumba-lumba dimana selain dilatih, lumba–lumba tersebut diberikan stimulus berupa makanan untuk melakukan atraksi.
3.      Tuti mempunyai tetangga yang tinggal berdempetan dengan rumahnya. Tuti dan tetangganya sama-sama mempunyai mobil dan motor. Tapi Tuti dapat membedakan suara mana yang merupakan kendaraan milik keluarganya dan mana yang merupakan suara kendaraan tetangganya.

2.      Pembelajaran Operan (Operant Conditioning)
·        Dasar dari pengkondisian operan (operant conditioning) dikemukakan oleh E.L. Thorndike pada tahun 1911, yakni beberapa waktu sesudah munculnya teori classical conditioning yang dikemukakan oleh Pavlov. Pada saat itu thorndike mempelajari pemecahan masalah pada binatang yang diletakkan di dalam sebuah “kotak teka-teki”. Dimana setelah beberapa kali percobaan, binatang itu mampu meloloskan diri semakin cepat dari percobaan-percobaan sebelumnya. Thorndike kemudian mengemukakan hipotesis “jika suatu tindakan diikuti oleh suatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan tindakan itu diulangi dalam situasi yang mirip akan meningkat. Akan tetapi, bila suatu perilaku diikuti oleh suatu perubahan yang tidak memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan perilaku itu diulangi akan menurun” yang dikenal dengan hukum akibat “ law of effect

·        Dari teori yang dikemukakan Thorndike, Skinner telah mengemukakan pendapatnya sendiri dengan memasukkan unsur penguatan kedalam hukum akibat tersebut, yakni perilaku yang dapat menguatkan cenderung di ulangi kemunculannya, sedangkan perilaku yang tidak dapat menguatkan cenderung untuk menghilang atau terhapus. Oleh karena itu Skinner dianggap sebagai Bapak Operant Conditioning.

·         Reinforcement(Penguatan) yaitu  stimulus yang mengikuti respon yang akan meningkatkan kemungkinan respon itu diulangi lagi.


·          Primary & Secondary Reinforcement
1.         Primary reinforcement : penguatan yang terjadi secara ilmiah yang berhubungan dengan kebutuhan biologi.
2.         Secondary reinforcement : penguatan yang mengikuti primary reinforcement

·         Positive & Negative Reinforcement
1.         Positive reinforcement yaitu proses belajar melakukan aktivitas yang mengarah pada hasil yang diinginkan/hasil yang menyenangkan.
2.         Negative reinforcement yaitu proses belajar melakukan suatu aktivitas yang dapat menghindarkan orang tersebut dari konsekuensi yang tidak diinginkan.

·         Punishment yaitu penetapan konsekuensi negative atas perilaku yang tidak diinginkan.
1. Punishment positive yaitu memberikan sesuatu yang tidak menyenangkan untuk menghentikan/mengurangi tindakan tersebut
2. Punishment negative yaitu mengambil sesuatu yang menyenangkan untuk mengurangi tindakan tersebut

·         Shaping yaitu suatu proses yang bertahap yang terjadi pada operant conditioning untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

CONTOH KASUS :
1.     Saat Rosi duduk di kelas 6 SD, dia mendapat ranking 5. Melihat prestasinya, ayah mengatakan jika Rosi dapat menaikkan rankingnya sampai ranking 3 maka dia akan diberi sepatu sekolah yang baru. (Positive Reinforcement)
2.    Pak Sudin adalah guru yang disiplin dalam hal mendidik murid-muridnya, sehingga jika ada murid yang tidak membawa buku maka beliau akan segera memberikan hukuman pada murid tersebut. Tono lupa membawa buku saat pelajaran Pak Sudin sehingga dia diberi hukuman. Minggu depannya saat pelajaran Pak Sudin, Tono tidak lupa lagi untuk membawa buku. (Punishment)
     3.    Seluruh murid kelas 2 SMP  diberikan tugas untuk memberikan laporan hasil pengamatan                   kecambah dari biji kacang hijau. Farah sudah menyelesaikan tugas dan mengumpulkannya                  dengan tepat waktu sehingga guru tidak lagi menegur Farah, sehingga dia makin sering                        mengerjakan tugas serta mengumpul tepat waktu. (Negative Reinforcement)

0 komentar: