Resume 3 Psikologi Pendidikan : Bimbingan Konseling

23.01 0 Comments


“BIMBINGAN KONSELING”

A.    Pendidikan bermutu :
Transformasi iptek.
Profesionalisme & sistem manajemen
Tenaga kependidikan.
Pengembangan kemampuan peserta didik (aspek akademis, pribadi, sosial)

B.     Bimbingan dan Konseling Sekolah terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada siswa dalam upaya mencapai perkembangan yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungan.Berikut akan saya jelaskan secara sistematis satu per satu.

C.     Bimbingan merupakan suatu upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mencapai perkembangan optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.

D. Konseling merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan mengatasi masalah melalui hubungan tatap muka atau melalui media, baik secara perorangan maupun kelompok.


Ragam bimbingan menurut masalah :
1.      Bimbingan akademik
2.      Bimbingan sosial pribadi
3.      Bimbingan karir

Bimbingan akademik
Diarahkan  untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah akademik :
   - Pengenalan kurikulum.
   - Pemilihan jurusan.
   - Cara belajar.
   - Penyelesaian tugas dan latihan.
   - Pencarian dan penggunaan sumber belajar.
  
Bimbingan sosial pribadi
 Membantu siswa memecahkan masalah sosial pribadi :
   - Hubungan sesama teman.
   - Hubungan dengan guru dan staf .
   - Pemahaman sifat.
   - Penyesuaian dengan lingk pendd & masy.
   - Penyelesaian konflik

 Bimbingan karir
Membantu individu dlm perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah karir :
   - Pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja.
   - Pemahaman kondisi dan kemampuan diri.
   - Pemahaman kondisi lingkungan.
   - Perencanaan dan pengembangan karir.
   - Penyesuaian pekerjaan.
   - Pemecahan masalah karir yang dihadapi.

Jenis Layanan Bimbingan:
·         Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya sbg usaha utk mengetahui diri individu seluas-luasnya & latar belakang lingkungannya.
·         Penyajian informasi yang menyajikan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu. 
      Orientasi/Orientation (Cara belajar, ergaulan., Artikulasi (Articulation – khusus untuk calon siswa), dll.
·         Konseling merupakan layanan terpenting dalam program bimbingan yang memfasilitasi individu memperoleh bantuan pribadi secara langsung.
·         Penempatan (Placement) dan  Tindak lanjut (Follow-up – khusus untuk alumni): pilihan kegiatan ekstrakurikuler, pilihan program studi, pilihan sekolah lanjutan, tindak lanjut., dll.
·         Konsultasi(Consultation)
·    - Dengan petugas administrasi sekolah
·    - Dengan staf pengajar.
·    - Dengan orangtua siswa – secara
·      individual atau dalam bentuk pertemuan
·      dengan para orangtua.
·Penilaian dan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tujuan apa saja yang telah dicapai dari program yang  dilaksanakan.
·

F.      Pendekatan Bimbingan :
·         Pendekatan Krisis, membantu individu yang datang sesuai dengan masalah yang dihadapinya dengan lebih menggunakan pendekatan psikoanalisa.
·         Pendekatan Remedial, membantu memperbaiki kesulitan dan kelemahan individu dengan lebih menggunakan pendekatan behavioristik.
·         Pendekatan Preventif, mengajarkan pengetahuan dan keterampilam untuk mencegah dan mengantisipasi masalah.
·         Pendekatan Perkembangan, menggunakan teknik pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan konseling.
·
Kualitas Pribadi Konselor

 Karakteristik kualitas pribadi konselor:

pemahaman diri (mengetahui masalah yg harus diselesaikan)

kompeten,

kesehatan psikologis,

dapat dipercaya,

jujur,

kekuatan (agar klien merasa aman),

bersikap hangat,

active responsiveness (bersifat dinamis),

sabar,

kepekaan (menyadari  masalah yg tersembunyi pada klien),

kesadaran holistic (memahami klien secara utuh).

0 komentar:

Resume 2 Psikologi Pendidikan : Psikologi Sekolah

22.56 0 Comments


“PSIKOLOGI SEKOLAH”

Psikologi sekolah dan psikologi pendidikan adalah erat kaitannya antara satu dengan yang lainnya. Berikut akan saya jelaskan satu per satu secara rinci dan jelas.
A.    PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Adalah ilmu yang mempelajari penerapan teori-teori psikologi dalam bidang pendidikan.
Tujuan pendidikan adalah membantu peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan di Indonesia.
Kontribusi psikologi pendidikan :
1.      Pengembangan kurikulum
2.      Pengembangan program pendidikan
3.      Pengembangan sistem pembelajaran
4.      Pengembangan sistem evaluasi

1.      Pengembangan kurikulum merupakan seperangkat program yang direncanakan dan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri. Penyusunan buku ajar didasarkan pada segi-segi psikologus peserta didik.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yaitu:
·         Karakteristik psikologis peserta didik
·         Kemampuan peserta didik untuk melakukan sesuatu dalam berbagai konteks
·         Pengalaman belajar siswa
·         Hasil belajar (learning outcomes)
·         Standarisasi kemampuan siswa

2.      Pengembangan program pendidikan, misalnya yaitu :
·         Penyusunan, jadwal pelajaran, jadwal ujian, dan sebagainya tetapi tetap dengan mempertimbangkan aspek psikologis peserta didik.
·         Penentuan jurusan atau program
·         Pengembangan program harus mengacu pada upaya pengembangan kemampuan potensial peserta didik

3.      Pengembangan sistem pembelajaran yaitu dengan :
·         Pemilihan teori belajar yang akan diaplikasikan
·         Pemilihan model-model pembelajaran
·         Pemilihan media dan alat bantu pembelajaran
·         Penentuan alokasi waktu belajar dan pembelajaran

4.      Pengembangan sistem evaluasi :
·         Penentuan teknik evaluasi
·         Penentuan jenis tes
·         Penentuan mengenai waktu pelaksanaan evaluasi

B.     PSIKOLOGI SEKOLAH
Adalah penerapan ilmu psikologi berupa pemberian pelayanan psikologis guna tercapainya pendidikan di sekolah. Yang dimaksud dengan pelayanan psikologis adalah seperti konsultasi dan konseling.
Tugasnya membentuk individu yang sehat mental guna tercapainya proses belajar yang efektif, seperti  high academic achievement, positive social skills and behavior, healty relationship and connectedness, tolerance and respect for others, competence , self-esteem and resiliency.

Fungsi psikologi sekolah ada 3 tingkatan yaitu :
·         Tingkat psikodiagnostik, yaitu wawancara, observasi, atau dengan penggunaan alat tes
·         Tingkat klinis dan konseling, seperti terapi
·         Tingkat industry dan organisasi, yaitu system dari organisasi yang salah

Pelayanan  psikologis bisa diberikan dengan :
·         Assessment
·         Consultation for student, teacher, parents and staff.
·         Prevention
·         Intervention
·         Staff, parents, and student education
·         Research and program development

·         Mental health care

0 komentar:

Resume 1 Psikologi Pendidikan : Pedagogi dan Andragogi

22.53 0 Comments

PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI

1. Pedagogi.
 Pedagogi merupakan ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru atau ilmu untuk mengajar anak-anak. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran.
2. Andragogi.
Andragogi berasal dari bahasa Yunani yaitu Andra yang berarti orang dewasa, dan Agogos yang berarti memimpin. Jadi, Andragogi merujuk pada ilmu atau seni mendidik orang dewasa.


  • Meminjam istilah Rogers dalam Knowles (1970), kegiatan pembelajaran andragogi pada pendidikan luar sekolah bertujuan mengantarkan individu untuk menjadi pribadi atau menemukan jati dirinya. Belajar merupakan process of  becoming a person. Bukan proses pembentukan atau process of being shaped, yaitu proses pengendalian dan manipulasi untuk sesuai dengan orang lain. Menurut Maslow (1966), belajar merupakan proses untuk mencapai aktualisasi diri (self-actualization).

  • Andragogi merupakan pembelajaran yang berfokus pada peserta, yang apabila dibandingkan dengan pedagogi yang berfokus pada guru. Lebih lanjut lagi, berdasarkan sumber tersebut, perbedaan mendasar antara andragogi apabila dikaitkan dengan pedagogi adalah berdasarkan asumsi bahwa peserta didik yang lebih tua dan/atau matang sebagai klien menekankan pada pengetahuan dan keterampilan yang relevan, dimana peran pengajar lebih kepada mendukung pembelajaran daripada mengajar atau dengan kata lain, pedagogi dapat dianggap sebagai pembelajaran di kampus.

  • Andragogi dapat diartikan sebagai pembelajaran terbuka di luar kampus.  Dari pernyataan mengenai peserta didik yang lebih tua dan/atau matang dalam andragogi, tentunya akan memunculkan pertanyaan, apakah yang dimaksud dengan peserta didik yang lebih tua dan/atau matang tersebut. Lindeman dalam Peterson & Ray (2013) kemudian mendefinisikan ciri-ciri pembelajar dewasa, yaitu mengikuti kegiatan belajar secara sukarela, menghargai manfaat intrinsik pembelajaran, dan belajar berdasarkan kebutuhan dan permasalahan mereka dibandingkan dengan berfokus pada subjek tertentu, dan sebagai tambahan, Lindeman menyatakan bahwa pembelajar dewasa berkembang dengan pembelajaran kolaboratif dan pengalaman hidup mereka berkontribusi pada proses pembelajaran. 



·         Perbedaan mendasar antara pedagogi dan andragogi adalah dalam konteks pedagogi suatu pendidikan atau belajar adalah mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, sedangkan dalam andragogi lebih menekankan kepada menumbuhkan dorongan dan minat untuk belajar secara mandiri.

No
Andragogi
Pedagogi
1
Pembelajar disebut “peserta didik”/ “warga didik”
Pembelajar disebut “siswa”/ “naka didik”
2
Gaya belajar independen
Gaya belajar dependen
3
Tujuan fleksibel
Tujuan ditentukan sebelumnya
4
Menggunakan metode pelatihan aktif
Metode pelatihan pasif, seperti metode ceramah.
5
Pembelajaran mempengaruhi waktu dan kecepatan
Guru mengontrol waktu dan kecepatan
6
Belajar berpusat pada masalah kehidupan nyata
Belajar berpusat padaisu atau pengetahuan teoritis
7
Peserta dianggap sebagai sumberdaya utama untuk ide-ide dan contoh
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh
8
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan/atau kurang informasi
9
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdd_uMhD74oYt_YLkvizU3LviBL-D9TjoMbOUi3T6AWg7dazdWvwk7pddYkNO136xdoL8ZKoLRrgZmtbw_LvNluPQ12rnGNe0tk86VKVcHIdq2j0_7SANky3Rs3uLpgDfSw1KvaYi2oSNT/s320/andra+dan+peda+2.png

Perbandingan berdasarkan Asumsi pada Pedagogi dan Andragogi
Pedagogi :
1.      Aspek konsep peserta didik : Peran pembelajar, secara definisi sebagai seseorang yang memiliki ketergantungan. Guru dituntut oleh masyarakat untuk bertanggung jawab secara penuh untuk menentukan apa yang dipelajari, kapan materi tersebut dipelajari, bagaimana materi tersebut dipelajari, dan apakah materi itu telah selesai dipelajari.
2.      Aspek peran pengalaman peserta didik: Pengalaman peserta didik yang dibawa pada situasi pembelajaran bernilai sedikit. Pengalaman tersebut dapat digunakan sebagai titik awal, tetapi pengalaman yang didapat peserta hampir semuanya berasal dari guru, buku, media pembelajaran, dan ahli-ahli yang lain. Dengan demikian, teknik utama dalam pendidikan adalah menggunakan teknik pengiriman, tugas membaca, dan presentasi menggunakan audio visual.
3.      Aspek kesiapan untuk belajar : Orang siap untuk belajar ketika masyarakat (terutama sekolah) berkata mereka harus belajar, dengan memberikan tekanan yang besar kepada mereka (seperti ketakutan dan kegagalan). Kebanyakan orang pada usia yang sama siap untuk mempelajari sesuatu yang sama. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus diorganisir menjadi kurikulum standar, dengan setiap langkah yang seragam untuk semua peserta didik.
4.      Aspek orientasi untuk belajar : Peserta didik melihat pendidikan sebagai suatu proses mendapatkan isi mata pelajaran, dan hampir semua yang mereka pahami hanya akan berguna pada kehidupan masa depannya. Dengan demikian, kurikulum harus disusun menjadi unit-unit mata pelajaran yang mengikuti kelogisan materi (mis: dari sejarah kuno ke modern, sederhana menjadi kompleks). Peserta didik menjadi pusat perhatian dalam orientasi untuk belajar.
5.      Aspek perspektif waktu : Aplikasi ditunda.
6.      Aspek klim belajar: Berorientasi otoritas, resmi, dan kompetitif.
7.      Aspek perencanaan : Oleh guru.
8.      Aspek perumusan tujuan : Oleh guru.
9.      Aspek desain : Logika materi, pelajaran, unit konten.
10.  Aspek kegiatan : Teknik pelayanan.
11.  Aspek evaluasi : Oleh guru.

Andragogi :
1.      Aspek konsep peserta didik : Merupakan suatu aspek yang normal dalam proses pendewasaan seseorang untuk beralih dari ketergantungan terhadap diri yang diarahkan,tetapi pada tingkat yang berbeda untuk orang-orang yang bebeda dalam dimensi kehidupan yang berbeda. Guru mempunyai tanggung jawab untuk mendorong dan gerakan ini. Orang dewasa memiliki kebutuhan psikologis untuk mendiri, walaupun mereka masih memiliki ketergantungan dalam situasi khusus yang temporer.
2.      Aspek peran pengalaman peserta didik : Karena manusia tumbuh dan mengembangkan, mereka mengakumulasikan pengalaman yang menjadi sumber daya yang kaya untuk belajar, baik untuk diri mereka sendiri dan untuk orang lain. Selanjutnya, orang dewasa akan memberikan arti lebih pada pada pembelajaran yang didapat dari pengalaman daripada pembelajaran yang didapat secara pasif. Dengan demikian, teknik utama dalam pembelajaran adalah dengan teknik eksperensial seperti eksperimen di laboratorium, diskusi, pemecahan masalah kasuskasus, latihan simulasi, pengalaman lapangan, dan sejenisnya.
3.      Aspek kesiapan untuk belajar : Orang siap untuk belajar sesuatu ketika mereka mengalami kebutuhan untuk belajar sesuatu tersebut untuk mengatasi tugastugas atau permasalahan di dunia nyata dengan baik. Pendidik mempunyai tanggung jawabuntuk menciptakan kondisi dan menyediakan alat dan berbagai prosedur untuk membantu peserta didik untuk dapat menemukan “apa yang mereka butuhkan untuk tahu”, dan program pembelajaran harus disusun pada wilayah kategori dan sekuen aplikasi kehidupan berdasarhkan kesiapan peserta didik untuk belajar.
4.      Aspek orientasi untuk belajar : Peserta didik memandang pendidikan sebagai suatu proses pengembangan peningkatan kompetensi untuk mencapai potensi penuh mereka dalam kehidupan. Mereka memiliki keinginan untuk dapat mengaplikasikan apapun pengetahuan atau keterampilan yang mereka dapatkan sekarang untuk dapat hidup lebih baik keeseokan harinya. Dengan demikian, pengalaman belajar harus disusun pada sekitar wilayah kategori pengembangan kompetensi. Peserta didik merupakan pusat performa dalam orientasi untuk belajar.
5.      Aspek perspektif waktu : Kecepatan aplikasi
6.      Aspek iklim belajar : Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal.
7.      Aspek perencanaan : Reksa (mutual) diagnosis diri.
8.      Aspek perumusan tujuan : Reksa negosiasi.
9.      Aspek desain : Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah.
10.  Aspek kegiatan : Teknik pengalaman (penyelidikan).
11.  Aspek evaluasi : Reksa diagnosis kebutuhan dan reksa program pengukuran.


0 komentar: