Curl hair with flat iron

01.23 0 Comments

Setelah sebelumnya membahas tentang Fashion Style maka kali ini kita akan membahas lebih spesifik yaitu tentang rambut. Pasti sebagai wanita yang selalu ingin tampil cantik tetapi sebagian hanya memiliki flat iron sama seperti saya. Hanya saja terkadang saya bosan dengan rambut yang lurus-lurus saja maka inilah beberapa referensi dari saya untuk para pecinta rambut keriting dengan flat iron.

Pertama :
TOTALLY NATURAL
Penampilan ini akan membuat rambut anda terlihat lebih natural serta simpel maka sangat cocok dengan kegiatan sehari-hari


Kedua :
AT BEACH

Ketiga :
SCANDI WAVES



Keempat :
TWISTED LONG HAIR
Dengan membagi rambut menjadi dua dan memutarnya akan membuat rambut terlihat keriting yang lebih soft


0 komentar:

Fashion Style

00.45 0 Comments

Kali ini kita refreshing sedikit ya guys so mari siapkan diri anda untuk berpenampilan layaknya fashionista tanpa perlu mengeluarkan uang yang begitu banyak. Apa rahasianya?

Tentu Anda selalu ingin tampil fashionable dimanapun. Apalagi bagi seorang wanita, penampilan adalah hal paling utama.Tapi hati-hati ya memilih gaya, sekali salah ntar bisa berantakan semua deh alias berlebihan.

1. Be classy.
Jangan terlihat berlebihan, tetapi berani untuk mengambil beberapa risiko. Ini adalah cara lebih baik bergaya overdressed dari pada bergaya yang tidak jelas atau bertabrakan.


2. Be simple.
Jangan berlebihan. Tidak memakai lebih dari tiga buah perhiasan atau lebih dari tiga warna. Aksesoris digunakan untuk menambah nilai kecantikan itu sendiri, contohnya kalung yang simple saja dapat menjadi pemanis dalam pakaian anda.


3. Jangan habiskan terlalu banyak uang untuk membeli pakaian yang mahal.
Rata-rata orang akan menghabiskan setengah uangnya untuk pakaian, namun harga tidaklah menjamin fashion anda. Umumnya, yang menjadi mahal dari sebuah pakaian hanyalah brand-nya, padahal sebuah brand tidak akan terlalu mempengaruhi cara pandang orang lain tentang kamu. Yang lebih penting dari brand adalah kemampuanmu untuk mix and match secara tepat pakaian yang kamu kenakan.


4. Perhatikan keindahan dan kebersihan tubuhmu.
·        Wajah.
Entah kamu memiliki permasalahan di wajahmu atau tidak. Ada baiknya jika kamu selalu rutin merawat wajahmu, gunakan masker, pelembab dan juga sunscreen ketika akan melakukan aktivitas outdoor. Selain itu, jika kamu ingin menaruh make up di wajahmu, jangan gunakan warna eye shadow yang kontras ataupun blush on atau lipstick terlalu mencolok. Sapukan wajahmu dengan warna- warna make up yang natural dan lembut, yang juga sesuai dengan warna pakaian yang kamu kenakan.

·        Rambut.
Tak peduli sebagaimana rapi dan cantik kamu berdandan, jika kamu tidak menyisir rambutmu dengan rapi kamu akan sulit tampak anggun. Luangkan waktu untuk merawat kebersihan dan kesehatan rambutmu: cuci rambut secara rutin serta sesekali lakukan hair mask atau creambath.

·        Kulit.
Cantik tidak harus berwarna putih atau kuning langsat karena pada dasarnya kita dilahirkan dengan variasi warna kulit yang berbeda. Yang terpenting adalah bagaimana kita merawat kulit yang kita miliki. Memiliki kulit yang cantik berarti memiliki kulit yang mulus, halus, dan tidak kering. Selalu beri pelembab untuk kulitmu, lakukan ini sehabis mandi. Usapkan lotion lembut keseluruh tubuhmu. jangan lupa juga, scrub kulitmu secara rutin untuk membersihkan kotoran juga kulit – kulit mati yang menempel.

0 komentar:

Psikologi Perkembangan

00.40 0 Comments


MAKALAH PSIKOLOGI UMUM I

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN 1 : PRANATAL SAMPAI DENGAN ANAK ANAK





Disusun Oleh :

Kelompok                   : 3(tiga)

Nama Anggota            : 1. Risky Amelia Saragih                  ( 161301061)
  2. Shyntia Eka Putri                          (161301073)
  3. Renya Clara T.S. Depari               (161301075)
  4. Glory Sepsi Sinaga                       (161301078)
  5. Dicki Rahmad Chan                     (161301102)
  6. Iskandar Muda                              (161301104)    


Jurusan Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016/2017


BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Salah satu ciri khas manusia adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan
selama hidupnya. Dengan ciri khas tersebut, manusia pasti mengalami fase prenatal hingga
dewasa. Pertumbuhan itu sendiri memiliki pengertian bertambahnya ukuran dan jumlah sel
serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Sedangkan
perkembangan dapat diartikan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan
pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler,
kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam
kehidupan manusia yang utuh. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut terjadi hingga akhir
hayat manusia. 
Pada tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal bahkan belakangan ini penelitian ilmiah telah menunjukkan fakta bahwa terdapat sejumlah pola perkembangan penting yang terjadi pada pola perkembangan prenatal. Selama periode prenatal ini individu tidak hanya mengalami perkembangan fisik, melainkan sekaligus mengalami perkembangan psikologis. Oleh karena itu pada makalah ini kami membahas tentang perkembangan periode prenatal sampai kanak-kanak.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana tahap-tahap perkembangan masa prenatal?
2.      Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi masa prenatal?
3.      Pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pasca-lahir?
4.      Aspek apa saja yang mempengaruhi perkembangan anak?

C.     TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah mengenai perkembangan masa prenatal sampai ank-anak:
1.      Mengetahui tahapan-tahapan perkembangan masa prenatal
2.      Mengetahui faktor yang mempengaruhi masa prenatal
3.      Mengetahui pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pasca lahir
4.      Mengetahui aspek yang mempengaruhi perkembangan anak

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERKEMBANGAN PRANATAL
Pada suatu masa manusia hanyalah organisme mikroskopis yang mengapung Dalam lautan cairan dalam rahim ibu. Penyair abad ke-19 Samuel Taylor pernah mengatakan “sejarah manusia selama 9 bulan sebelum dilahirkan mungkin adalah yang paling menarik dan mengandung peristiwa peristiwa mengejutkan, disbanding dengan tahun trahun sesudahnya”.
            Jalur Perkembangan Prenatal konsepsi  (conception) terjadi ketika satu sel sperma memasuki ovum (sel telur). Proses ini disebut pembuahan (fertilization). Zigot (zygote) adalah sel telur yang telah dibuahi.
            Perkembangan prenatal terbagi menjadi tiga masa:
·         Masa germinal-minggu 1 hingga 2: Masa germinal dimulai dari konsepsi. Sel telur yang telah dibuahi atau zigot adalah sel tunggal dengan 23 kromosom dari ibu dan 23 kromosom dari ayah. Setelah 1 minggu dan banyak pembelahan sel, zigot akan terdiri atas 100 hingga 150 sel. Pada akhir minggu kedua, kumpulan sel-sel tersebut telah menempel pada dinding rahim.
·         Masa embrionik-minggu 3 hingga 8: Sebelum kebanyakan wanita menyadari bahwa dirinya hamil, tingkat pembelahan sel meningkat secara tajam, sistem penunjang sel-sel tersebut mulai terbentuk dan awal organ-organ mulai muncul. Pada minggu ketiga, saluran saraf yang nantinya akan menjadi saraf tulang belakang mulai terbentuk. Pada sekitar hari ke-21, mata mulai muncul pada hari ke-24 sel-sel yang akan membentuk jantung mulai membedakan diri. Selama minggu bke-4, bonggol tunas yang akan membentuk lengan dan kaki akan muncul. Pada minggu ke-5 hingga ke-8, jantung mulai berdetak dan tangan serta kaki mulai dapat dibedakan, wajah mulai terbentuk, dan saluran pencernaan mulai muncul.
·         Masa fetal-bulan 2 hingga 9: Organ-organ mulai matang hingga tahapan janin dapat bertahan hidup di luar rahim, dan otot-otot mulai bergerak untuk pertama kalinya. Sang ibu dapat merasakan janinnya bergerak untuk pertama kali. Enam bulan setelah konsepsi, mata dan kelopak mata telah terbentuk sempurna, rambut-rambut tipis mulai tumbuh pada janin, refleks untuk menggenggam juga muncul dan pernapasan, sekali pun tidak teratur, dimulai. Pada usia tujuh hingga sembilan bulan dalam kandungan, janin lebih panjang dan lebih berat. Tambahan pula, beberapa organ mulai berfungsi.
Dalam sembilan bulan yang singkat, sebuah sel tunggal telah mengembangkan kemampuannya untuk hidup dan berfungsi sebagai manusia-dengan potensi perubahan fisik, kognitif dan sosial-emosional yang lebih jauh. Akan tetapi, adakalanya perkembangan tersebut terganggu.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal
Sebagaimana telah di jelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode yang sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode-periode berikutnya. Selama periode prenatal ini, rahim merupakan lingkungan yang sangat menentukan perkembangan janin. Pada umumnya, kondisi rahim ibu itu sangat nyaman bagi janin dan terlindung dari setiap gangguan. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolut luput dari pengaruh-pengaruh luar. Pada uraian berikut ini akan di bahas beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal.
a.       Kesehatan Ibu
Penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal. Apalagi penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing, penyakit kelamin dan sebagainya, dapat menyebabkan lahirnya bayi-bayi yang cacat. Demikian pula, bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan di sertai dengan gangguan kesehatan pada ibu, seperti influenza, gondok atau cacar, dapat merusak perkembangan janin. Bahkan, apabila ibu hamil terserang campak rubella (campak jerman), dapat di pastikan bahwa 60% kemungkinan bayi lahir dalam keadaan cacat. Jika campak rubella menyerang pada 2 bulan pertama kehamilan, mengakibatkan kebutaan, ketulihan, kelainan jantung, kerusakan pada sistem saraf pusat, serta keterbelakangan mental dan emosional.

b.      Gizi Ibu
Faktor lain yang cukup mempengaruhi perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini adalah karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang di peroleh melalui darah ibunya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus mengandung cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi. Anak-anak yang di lahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat. Suatu investigasi tentang ibu-ibu mendokumentasikan pentingnya peran gizi dalam perkembangan masa prenatal dan kelahiran. Ternyata, ibu-ibu yang makanannya paling buruk  cenderung memiliki anak yang beratnya paling rendah, kurang vitalitas, dan lahir prematur atau meninggal. Dalam investigasi lain, makanan tambahan yang di berikan kepada ibu-ibu yang kekurangan gizi selama kehamilan meningkatkan performa anak mereka selama 3 tahun pertama kehidupannya.
c.       Pemakaian Bahan-Bahan Kimia Oleh Ibu
Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran darah ibu yang tengah hamil, dan mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik meupun pada sistem kimiawi dalam tubuh janin, yang dinamakan metabolisme. Bahan-bahan kimia juga dapat mempengaruhi lingkungan didalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempengaruhi janin.
Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomite. Pada orang dewasa, thalidomite tidak berdampak buruk. Tetapi, pada embrio, obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan thalidomite selama dua bulan pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.
Minuman yang mengandung alkohol juga merupakan zat lain yang dapat mempengaruhi perkembangan prenatal.  Wanita pecandu alkohol dan tetap meminumnya selama kehamilannya dalam frekuensi yang sering, kemungkinan besar akan melahirkan bayi dengan gejala yang disebut “sindrom alkohol janin”, yaitu sekelompok keabnormalan yang tampak pada anak dari ibu yang banyak meminum alkohol selama kehamilan.
Keabnormalan itu meliputi cacat pada wajah, seperti hidung dan bibir bawah yang pendek.
Menghisap rokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan masa prenatal. Merokok selama kehamilan  dapat menyebabkan pengurangan bobot kelahiran, menimbulkan resiko aborsi spontan, kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi yang tinggi selama proses kelahian, serta penyesuaian diri yang buruk.
d.      Takhayul dan kenyataan di Indonesia
Di Indonesia banyak di permasalahkan mengenai pengaruh tingkah laku orang tua terhadap keadaan bayi yang akan di lahirkan. Misalnya bila ayah atau ibu  atau keduanya benci sama seseorang, maka anaknya akan mirip dengan orang yang di benci tadi. Bila ayah atau ibu membunuh seekor hewan, misalnya ular, pada waktu ibu sedang hamil, anaknya akan mempunyai gambar mirip ular pada kulitnya. Hal-hal ini semua belum merupakam hasil pembuktian ilmiah, dari itu masih termasuk lingkup takhayul.

e.       Keadaan Dan Ketegangan Emosi Ibu
Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam,  maka terjadi perubahan psikologis, antara lain meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin kekurangan darah.
Ibu yang mangalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal di bandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Goncangan emosi  di asosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.
f.       Sinar-X (X-ray) dan Kehamilan
Sinar-X adalah suatu radiasi berenergi kuat yang tergantung pada dosisnya, dapat mengurangi pembelahan sel, merusak materi genetik, dan menimbulkan efek pada bayi yang belum dilahirkan. Sel-sel yang membelah cepat adalah paling sensitif terhadap paparan sinar-x. Bayi dalam perut ibu sensitif terhadap sinar-x karena sel-selnya masih dalam taraf pembelahan dengan cepat, dan berkembang menjadi jaringan dan organ yang berbeda-beda. Pada dosis tertentu, paparan sinar-x pada wanita hamil dapat menyebabkan keguguran atau cacat pada janin yang dikandungnya, termasuk kemungkinan terjadinya kanker pada usia dewasa. Memang sebagian besar prosedur pemaparan sinar-x menghasilkan radiasi yang relatif ringan. Namun sebagai langkah jaga-jaga, penggunaan sinar-x pada wanita hamil kecuali benar-benar perlu, harus dihindari. Wanita yang melalui pemeriksaan rontgen sebelum mengetahui status kehamilannya harus berbicara kepada dokternya. Paparan radiasinya diukur dengan satuan rad atau unit radiasi yang diserap. Satuan lain adalah penghitungan berdasarkan kerusakan biologis akibat paparan radiasinya. Radiasi sinar-x dengan kekuatan tertentu (sesuai dosis) dapat mengurangi pembelahan sel, merusak materi genetik dan menimbulkan cacat pada bayi yang belum dilahirkan. Sinar-x sangat berbahaya terutama bagi sel yang membelah dengan cepat.

Periode prenatal mempunyai ciri penting, yaitu:
1.      Pembawaan lahir
Pembawaan lahir yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya, ditentukan pada saaat ini. Hal ini bukan saja pada bawaan fisik dan mental, melainkan juga pada jenis kelamin individu.
2.      Pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
Pertumbuhan dan perkembangan yang proporsional lebih cepat terjadi pada waktu ini daripada waktu lainya sepanjang hidup. Selama Sembilan bulan sebelum lahir, individu tumbuh dari sel kelamin yang sangat kecil menjadi bayi yang beratnya kira-kira 3 kg dan panjangnya 50 cm. diperlukan bahwa berat selama waktu ini meningkat sebanyak 11 juta kali. Sementara itu seluruh cirri tubuh manusia terbentuk.
3.      Kondisi dalam lingkungan pralahir
Kondisi tubuh ibu yang baik, dapat mempertinggi potensi bawaan, sedangkan kondisi yang buruk dapata menghambat perkembangan atau mengganggu pola perkembangan berikutnya.
4.      Sikap orang orang yang berarti
Sikap orang yang berarti dalam kehidupan anak,terutama anggota keluarga terbentuk pada waktu ini dan mempunyai perngaruh yang nyata terhadap perlakuan mereka pada anak tersebut selama awal tahun pembentukan kehidupan. Apabila sikap ini bersifat emosional maka dapat merusak keseimbangan ibu (mother’s homeostatis) dan mengganggu kondisi tubuh ibu yang sangat penting bagi perkembangan normal dari individu yang baru terbentuk
Arti Penting Periode Prenatal bagi Perkembangan
Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), ada empat  kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa datang, yaitu:
a)      Penentuan Sifat Bawaan
Penentuan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu pertama, faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Kedua, bahwa sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, tidak ada cara tertentu untuk mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang akan diturunkan pada anak.
b)      Penentuan Jenis Kelamin
Ada tiga alasan mengapa jenis kelamin individu penting bagi perkembangan selama hidupnya, yaitu pertama, mempengaruhi perkembangan pola-pola sikap dan perilaku yang dipandang sesuai bagi kelompok jenis kelamin mereka. Kedua, pengalaman belajar dengan jenis kelamin ditentukan olah jenis kelamin individu. Ketiga, sikap orang tua dan anggota-anggota keluarga penting lainnya terhadap individu sehubungan dengan jenis kelamin mereka.
c)      Penentuan Jumlah Anak
Dalam peristiwa kelahiran ada yang hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga terjadi kelahiran kembar.
d)     Penentuan Urutan Anak
Posisi anak dalam urutan saudara-saudaranya mempunyai pengaruh mendasar terhadap perkembangan selanjutnya. Orang tua umumnya mempunyai sikap, perlakuan dan memberikan peran yang spesifik sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga. Hal ini berpengaruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak.

2.2  PERKEMBANGAN NEONATAL
            Masa neonatal adalah periode bayi yang baru lahir atau neonate (berasal dari kata Yunani) “Neos”, yang berarti “baru” dan kata kerja Latin “nascor”, yang berarti “dilahirkan”. Selama waktu ini bayi menyesuaikan diri dengan lingkungan yang seleruhnya baru di luar rahim ibu. Masa ini dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua minggu. 
            Pada umumnya periode ini dibagi menjadi dua , yaitu periode portunate (mulai saat kelahiran sampai 15 dan 30 menit sesudah kelahiran dan periode neonate dari pemotongan dan pengikatan talin pusar sampai hingga akhir minggu kedua dari pascamatur). 
Dari sini dapat dilihat bahwa neonatal memiliki ciri-ciri bayi yang dapat disesuaikan. Adapun ciri-ciri dari bayi neonatal meliputi:
1.      Merupakan periode singkat dari periode perkembangan
2.      Sejak lahir sampai pada minggu ke-2 merupakan masa penyusaian luar rahim
3.      Penyusaian akan selesai ketika sudah mampu melepas tali pusar
4.      Bayi mengalami peningkatan berat badan setelah mengalami kehilangan berat badan
5.      Mengalami perkembangan perilaku pada kriteria usia tertentu

Pada masa persalinan perawatan saat hamil pada ibu juga mempengaruhi perkembangan janin, serta komplikasi pada saat persalinan sehingga pada saat mengalami persalinan ibu mengalami kelahiran prematur, atau bahkan dapat menyebabkan kematian pada bayi.

2.3  PERKEMBANGAN ANAK                                         
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Istilah pertumbuhan dan perkembangan seringkali dipergunakan seolah-olah keduanya mempunyai pengertian yang sama, karena menunjukan adanya suatu proses perubahan tertentu yang mengarah kepada kemajuan. Padahal sesungguhnya istilah pertumbuhan dan perkembangan ini mempunyai pengertian yang berbeda. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif, sebagai akibat dari adanya pengaruh luar atau lingkungan. Pertumbuhan mengandung arti adanya perubahan dalam ukuran dan struktur tubuh sehingga lebih banyak menyangkut perubahan fisik.

Pertumbuhan dapat didefinisikan pula sebagai perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada diri individu yang sehat dalam fase-fase tertentu. Hasil dari pertumbuhan ini berupa bertambah panjangnya tulang-tulang terutama lengan dan tungkai, bertambah tinggi dan berat badannya serta makin bertambah sempurnanya susunan tulang dan jaringan syaraf. Pertumbuhan ini akan terhenti setelah adanya maturasi atau kematangan pada diri individu.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan.
Perkembangan dapat juga dikatakan sebagai suatu urutan-urutan perubahan yang bertahap dalam suatu pola yang teratur dan saling berhubungan. Perubahanperubahan yang terjadi dalam perkembangan ini bersifat tetap, menuju ke suatu arah, yaitu ke suatu tingkat yang lebih tinggi. Contohnya : anak diperkenalkan bagaimana cara memegang pensil, membuat huruf-huruf dan diberi latihan oleh orang tuanya. Kemampuan belajar menulis akan mudah dan cepat dikuasai anak apabila proses latihan diberikan pada saat otot-ototnya telah tumbuh dengan sempurna, dan saat untuk memahami bentuk huruf telah diperolehnya. Dengan demikian anak akan mampu memegang pensil dan membaca bentuk huruf. Melalui belajar anak akan berkembang, dan akan mampu mempelajari hal-hal yang baru. Perkembangan akan dicapai karena adanya proses belajar, sehingga anak memperoleh pengalaman baru dan menimbulkan perilaku baru.
Dari uraian pengertian perkembangan di atas perlu disadari bahwa pertumbuhan fisik mempengaruhi perkembangan psikis individu, karena pada suatu saat tertentu kedua istilah ini dapat digunakan secara bersamaan. Dengan kata lain perkembangan merupakan hasil dari pertumbuhan, pematangan fungsi-fungsi fisik, pematangan fungsi-fungsi psikis dan usaha belajar.
Saat perkembangan anak khususnya saat perkembangan dini, orang tua harus betul menjadikannya sebagai perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang. Guna mendukung hal tersebut berikut adalah beberapa hal yang harus di perhatikan orang tua mengenai perkembangan anaknya.
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif anak terbagi ke dalam beberapa tahap:
  • Tahap Sensorimotor, pada tahap ini kemampuan anak hanya pada gerakan refleks, mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi berbagai kejadian yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal atau peralatan guna mencapai tujuannya, melakukan      berbagai eksperimen dan anak sudah mulai menemukan berbagai cara baru. Tahap sensorimotor terjadi saat usia 0-2 tahun.
  • Tahapan Pra-operasional, pada tahap ini anak mulai menerima berbagai rangsangan yang masih terbatas, Kemampuan bahasa anak mulai berkembang, meskipun pola pikirnya masih bersifat statsi dan masih belum mampu untuk berpikir secara abstrak, persepsi mengenai waktu dan mengenai tempat masih tetap terbatas. Tahap pra-operasional berkembang saat usia anak 2-7 tahun.
  • Tahap konkret operasional, pada tahap ini anak sudah bisa menjalankan operasional dan berpikirnya mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini tugas-tugas seperti menyusun, melipat, melakukan pemisahan, penggabungan, menderetkan dan membagi sudah dapat dilakukan oleh anak. Tahap konkret operasional berlangsung pada usia 7-11 tahun.
  • Tahap Formal Operasional, dalam tahap ini anak sudah mulai beranjak sebagai seorang remaja. Dalam tahap ini, anak sudah mulai berpikir secara hipotetik, yaitu penggunaan hipotesis yang relevan sudah dilakukan anak guna memecahkan berbagai masalah. Sudah mampu menampung atau berpikir terhadap hal-hal yang menggunakan prinsip-prinsip abstrak, sehingga anak sudah bida menerima pelajaran-pelajaran yang bersifat abstrak seperti matematika, agama dan lain-lain.

Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Periode prelingual, usia anak 0-1 thn, ciri utama adalah anak mengoceh untuk dapat berkomunikasi dengan orang tua, anak masih bersifat pasif saat menerima stimulus dari luar tapi anak akan menerima respon yang berbeda. Contoh: bayi akan senyum kepada orang yang dikenalnya dan menangis kepada orang yang tidak dikenal dan ditakutinya.
  • Periode Lingual, usia antara 1-2,5 tahun, dalam taha ini anak sudah mampu membuat sebuah kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya dengan orang lain.
  • Periode Diferensiasi, usia anak 2,5 - 5 thn, anak sudah memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan peraturan tata bahasa yang baik dan benar. Permbendaharaan katanya sudang berkembang secara baik dilihat dari segi kuantitas dan kualitas.

Perkembangan Sosio-emosional
Perkembangan sosio emosisonal anak terbagi ke dalam beberapa tahap, yaitu:
  • Tahap percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-2 tahun, dalam tahap ini anak akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, namun akan tumbuh rasa curiga jika anak mendapat pengalaman yang tidak menyenangkan.
  • Tahap Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 2-3 tahun, perasaan mandiri mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh anggota tobuhnya, sifat ragu dan malu akan muncul pada tahap ini ketika lingkungan tidak memberinya sebuah kepercayaan.
  • Tahap berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 4-5 tahun. Pada masa ini anak sudah mulai lepas dari orang tuanya, anak sudah mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan lingkungan. Kondisi ini dapat menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika anak masih belum bisa terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa berinteraksi dengan lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak.

 

Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak

Perkembangan individu berlangsung sepanjang hayat, dimulai sejak masa pertemuan sel ayah dengan ibu (masa konsepsi) dan berakhir pada saat kematiannya. Perkembangan individu ini bersifat dinamis, perubahannya kadang-kadang lambat, tetapi bisa juga cepat, hanya berkenaan dengan salah satu aspek ataupun beberapa aspek perkembangan. Perkembangan tiap individu juga tidak selalu seragam, seorang berbeda dengan yang lainnya baik dalam temponya, iramanya maupun kualitasnya.
Dalam perkembangan individu dikenal prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut :
1. Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi semua aspek. Perkembangan bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu tetapi menyangkut semua aspek. Perkembangan aspek tertentu mungkin lebih terlihat dengan jelas, sedangkan aspek yang lainnya lebih tersembunyi. Perkembangan tersebut juga berlangsung terus sampai akhir hayatnya, hanya pada saat tertentu perkembangannya lambat bahkan sangat lambat, sedangkan pada saat lain sangat cepat. Jalannya perkembangan individu itu berirama dan irama perkembangan setiap anak tidak selalu sama.

2. Setiap anak memiliki kecepatan (tempo) dan kualitas perkembangan yang berbeda. Seseorang mungkin mempunyai kemampuan berpikir dan membina hubungan sosial yang sangat tinggi dan tempo perkembangannya dalam segi itu sangat cepat, sedang dalam aspek lainnya seperti keterampilan atau estetika kemampuannya kurang dan perkembangannya lambat. Sebaliknya, ada anak yang ketrampilan dan estetikanya berkembang pesat sedangkan kemampuan berpikir dan hubungan sosialnya agak lambat.

3. Perkembangan secara relatif beraturan, mengikuti pola-pola tertentu. Perkembangan sesuatu segi didahului atau mendahului segi yang lainnya. Anak bisa merangkak sebelum anak bisa berjalan, anak bisa meraban sebelum anak bisa berbicara, dan sebagainya.

4. Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Secara normal perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit tetapi dalam situasisituasi tertentu dapat juga terjadi loncatan-loncatan. Sebaliknya dapat juga terjadi kemacetan perkembangan aspek tertentu.
5. Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju ke yang lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan integrasi. Perkembangan dimulai dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan yang bersifat umum, seperti kemampuan memegang dimulai dengan memegang benda besar dengan kedua tangannya, baru kemudian memegang dengan satu tangan tetapi dengan kelima jarinya. Perkembangan berikutnya ditunjukkan dengan anak dapat memegang dengan beberapa jari, dan akhirnnya menggunakan ujung-ujung jarinya. Dalam perkembangan terjadi proses diferensiasi atau penguraian ke hal yang lebih kecil dan terjadi pula proses integrasi. Dalam integrasi ini beberapa kemampuan khusus/kecil itu bergabung membentuk satu kecakapan atau keterampilan.

6. Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase, tetapi karena faktor-faktor khusus, fase tertentu dilewati secara cepat, sehingga nampak ke luar seperti tidak melewati fase tersebut, sedangkan fase lainnya diikuti dengan sangat lambat, sehingga nampak seperti tidak berkembang.

7. Sampai batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan juga faktor lingkungan. Kondisi yang wajar dari pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang wajar pula. Kekurangwajaran baik yang berlebih atau berkekurangan dari faktor pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat.

8. Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya. Perkembangan kemampuan sosial berkembang sejajar dengan kemampuan berbahasa, kemampuan motorik sejajar dengan kemampuan pengamatan dan lain sebagainya.

9. Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu perkembangan pria berbeda dengan wanita. Pada usia 12-13 tahun, anak wanita lebih cepat matang secara sosial dibandingkan dengan laki-laki. Fisik laki-laki umumnya tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Laki-laki lebih kuat dalam kemampuan inteleknya sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampuan berbahasa dan estetikanya.
Karakteristik anak
Beberapa ahli dalam bidang pendidikan dan psikologi memandang periode usia TK merupakan periode yang penting yang perlu mendapat penanganan sedini mungkin. Maria Montessori (Elizabeth B. Hurlock, 1978 : 13) berpendapat bahwa usia 3 - 6 tahun sebagai periode sensitive atau masa peka yaitu suatu periode dimana suatu fungsi tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Misalnya masa peka untuk berbicara pada periode ini tidak terlewati maka anak akan mengalami kesukaran dalam kemampuan berbahasa untuk periode selanjutnya. Demikian pula pembinaan karakter anak. Pada periode tersebut karakter anak harus dapat dibangun melalui kegiatan dan pekerjaan. Jika pada periode ini anak tidak didorong aktivitasnya, perkembangan kepribadiannya akan menjadi terhambat. Masa-masa sensitif mencakup sensitivitas terhadap keteraturan\lingkungan, sensitivitas untuk mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan tangan, sensitivitas untuk berjalan, sensitivitas terhadap obyek-obyek kecil dan detail, serta sensitivitas terhadap aspek-aspek sosial kehidupan. 

Erikson (Helms & Turner, 1994 : 64) memandang periode ini sebagai fase sense of initiative. Pada periode ini anak harus didorong untuk mengembangkan inisiatifnya, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari lingkungannya, maka anak akan mampu mengembangkan inisiatif, dan daya kreatifnya, dan hal-hal yang produktif dalam bidang yang disenanginya. Guru yang selalu menolong, memberi nasehat, mengerjakan sesuatu di mana anak dapat melakukan sendiri maka anak tidak mendapat kesempatan untuk berbuat kesalahan atau belajar dari kesalahan itu. Pada fase ini terjamin tidaknya kesempatan untuk berprakarsa (dengan adanya kepercayaan dan kemandirian yang memungkinkannya untuk berprakarsa), akan menumbuhkan inisiatif. Sebaliknya kalau terlalu banyak dilarang dan ditegur, anak akan diliputi perasaan serba salah dan berdosa (guilty). Kartini Kartono (1986:113) mengemukakan bahwa ciri khas anak masa kanak-kanak adalah sebagai berikut : (1) bersifat egosentris naif, (2) mempunyai relasi sosial dengan benda-benda dan manusia yang sifatnya sederhana dan primitif, (3) kesatuan jasmani dan rohani yang hampir-hampir tidak terpisahkan sebagai satu totalitas, dan (4) sikap hidup yang fisiognomis.
Kartini Kartono menjelaskan bahwa seorang anak yang egosentris memandang dunia luar dari pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan pemahamannya sendiri. Sikap egosentris yang naif ini bersifat temporer, dan senantiasa dialami oleh setiap anak dalam proses perkembangannya. Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat egosentris yang naif tersebut. Ciri ini ditandai oleh kehidupan individual dan sosialnya masih belum terpisahkan. Anak hanya memiliki minat terhadap benda-benda dan peristiwa yang sesuai dengan daya fantasinya. Dengan kata lain anak membangun dunianya dengan khayalan dan keinginannya. 

Kesatuan jasmani dan rohani yang tidak terpisahkan, maksudnya adalah anak belum dapat membedakan dunia batiniah dengan lahiriah. Isi lahiriah dan batiniah merupakan suatu kesatuan yang bulat, sehingga penghayatan anak diekspresikan secara spontan.
Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara langsung anak memberikan atribut pada setiap penghayatannya. Anak tidak bisa membedakan benda hidup dengan benda mati. Setiap benda dianggapnya berjiwa seperti dirinya, oleh karena itu anak sering bercakap-cakap dengan bonekanya, dengan kucing, dengan kelinci dan sebagainya.
Rasa ingin tahu dan sikap antusias yang kuat terhadap segala sesuatu merupakan ciri lain yang menonjol pada anak usia 4-5 tahun. Anak memiliki sikap berpetualang (adventurousness) yang kuat. Anak akan banyak memperhatikan, membicarakan atau bertanya tentang berbagai hal yang sempat dilihat atau didengarnya.

Pertumbuhan fisik anak usia 4-5 masih memerlukan aktivitas yang banyak. Kebutuhan anak untuk melakukan berbagai aktivitas sangat diperlukan, baik untuk pengembangan otot-otot kecil maupun otot-otot besar. Gerakan-gerak fisik ini tidak sekedar penting untuk mengembangkan keterampilan fisik saja, tetapi juga dapat berpengaruh positif terhadap penumbuhan rasa harga diri anak dan bahkan perkembangan kognisi. Keberhasilan anak dalam menguasai keterampilanketerampilan motorik dapat membuat anak bangga akan dirinya.

Sejalan dengan perkembangan keterampilan fisiknya, anak usia sekitar lima tahun ini semakin berminat pada teman-temannya. Ia akan mulai menunjukkan hubungan dan kemampuan bekerja sama yang lebih intens dengan teman-temannya. Anak memilih teman berdasarkan kesamaan aktivitas dan kesenangan.
Kualitas lain dari anak usia ini adalah abilitas untuk memahami pembicaraan dan pandangan orang lain semakin meningkat sehingga keterampilan komunikasinya juga meningkat. Penguasaan akan keterampilan berkomunikasi ini membuat anak semakin senang bergaul dan berhubungan dengan orang lain. Anak usia TK adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia dan karakteristik orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya serta seolah-olah tak pernah berhenti untuk belajar.


BAB III.
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Periode awal perkembangan anak adalah periode prenatal . Setiap tahap perkembangan memiliki pengaruh akan pembentukan anak baik itu dalam bentuk fisik maupun psikis anak yang berpengaruh dalam kehidupan anak. Dalam upaya mendidik dan mengembangkan anak, kondisi keluarga dan lingkungan menjadi hal penting. Perahn orangtua sangat berpengaruh pada tahapan psikologi perkembangan anak.

DAFTAR PUSTAKA

http://meilinarupiani.blogspot.co.id/2015/04/perkembangan-masa-prenatal-dan.html
http://hrynisaaa.blogspot.co.id/2015/04/perkembangan-masa-prenatal-dan-kelahiran.html


0 komentar: